Kwirn and Cy (Pertemuan)

Cy, seorang perempuan pendiam dan cuek sekali dengan keadaan sekitar. Lebih nyaman dengan apapun yang dilakukannya sendirian. Tidak suka bercerita kecuali pada orang yang dianggapnya klik. Klik obrolan, pemikiran dan klik perasaan.

Ditengah sibuknya perkualiahan, Cy juga menyempatkan kesempatan magang di perpustakaan, tempat favorite dikampusnya yang sering didatangi karena tak lain suasana yang hening memudahkannya berpikir untuk mengerjakan segudang tugas kuliahnya. Namun kali ini datang ke tempat itu bukan untuk  mengerjakan tugas dan bukan pula karena suasananya.

Pukul 12.45, setelah selesai mengikuti jam perkuliahan Cy ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas magangnya.

Tok tok tok …

“Assalamualaikum” sapaan pertama Cy memasuki ruangan magang. Menebar senyum tipis sambil menebak-nebak kehadiran dua orang laki-laki yang tidak dikenalinya. Tebak-menebak yang hanya dalam pikiran semakin menjadi karena mereka berpenampilan seperti mahasiswa padahal ruangan itu khusus untuk karyawan atau dosen. Mereka tampak sibuk sedang menyelesaikan pekerjaan di depan komputernya masing-masing.

“Waalaikumsalam” jawab salah seorang lelaki itu.

“Ada Pak Bo, Mas ?” terlihat mereka saling menatap untuk memberikan jawaban yang tepat kalau Pak Bo memang sedang ada di tempat. Pak Bo ialah salah satu dosen yang memberikan tugas magang.

“Ada mba, masuk aja”

“Terimakasih”. Cy berusaha bersikap biasa saja padahal banyak pertanyaan yang ingin disampaikan (mereka ini siapa ? ko bisa ada diruangan ini ? lalu, ada keperluan apa ?) namun sepertinya terlalu cepat untuk sebuah pertemuan singkat.

Kemudian Cy menghampiri Pak Bo yang sedang duduk di kursi kerjanya ditemani oleh dua gelas dengan dua jenis air yang berbeda, air putih dan kopi hitam yang diseruputnya sesekali sambil menatap layar monitor.

“Selamat siang, Pak” ungkap Cy menyapa Pak Bo dengan wajah ceria.

Setiap kali bertemu, Pak Bo tidak pernah lupa menanyakan “gimana kuliah nya ?”. pertanyaan yang cukup Cy jawab standar “lancar pa”. Pak bo seolah membaca pikiran Cy yang bingung dengan kehadiran dua orang lelaki itu. Tak lama kemudian Pak Bo memperkenalkan mereka.

“Cy, ini kenalin  ada rekan baru kita” ujar Pak Bo sambil menunjuk kepada mereka dan mereka pun beranjak dari tempat duduknya menuju Cy berniat untuk berkenalan.

“Saya Adya” sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

“Saya Kwirn” lanjut temannya adya.

“oh saya Cy, salam kenal”. Setelah itu mereka kembali ketempat kerjanya masing-masing sedangkan Cy dan Pak Bo mulai berdiskusi membahas tugas magang.

Magang menjadi media pembelajaran buat Cy selain di kelas, terlebih pekerjaan magang sesuai dengan jurusan yang diambilnya, akuntansi. Tugas magang yang dikerjakan oleh Cy yaitu membuat laporan keuangangan. Meskipun Cy sudah mempelajari materinya dikelas, namun masih mengalami kesulitan dalam mempraktikannya. Cy berpikir untuk bertanya pada orang yang lebih paham mengenai cara membat laporan keuangan yang benar.

Kali ini Cy harus membuang sifat pendiamnya dan memberanikan diri untuk bertanya. Cy menyampaikan kendalanya pada seorang teman dan disarankan untuk menyakannya pada Kwirn karena dianggap lebih memahami dalam laporan keuangan. Cy berpikir berulang kali untuk menanyakannya pada Kwirn karena usia yang tak jauh berbeda membuat canggung apalagi baru berkenalan. Namun Cy berusaha menepis rasa canggungnya demi menyelesaikan pekerjaan magang yang di berikan.

Cy mencoba menghampiri Kwirn yang sedang lengah  dengan kesibukkannya.

“Permisi, Mas” memanggil dengan panggilan standar.

“Sedang sibuk yah”

“Oh ngga mba, ada apa ?”. Cy berusaha menyembunyikan rasa canggungnya dan menyampaikan kendala yang dialami dalam membuat laporan keuangan mulai dari pencatatan jurnal, menentukan akun, perhitungannya, sampai dengan cara membuat format laporan yang rapih. Kwirn memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan sesekali mengajak bercanda memudahkan Cy mengikuti sarannya dan tanpa sadar rasa canggung itu hilang. Akhirnya pekerjaan yang cukup membuat Cy kesuliatan dapat terselesaikan. Lega dan senang.

Malam hari dengan keheningannya, Cy bingung atas kejadian tadi siang. Bingung dengan dirinya sendiri karena sebelumnya tak pernah bersikap se-ramah itu apalagi dengan orang yang baru dikenalnya. Pasti cuek dan bersikap masa bodo. Kwirn berhasil membuat sikap baru bagi Cy.

Cy membayangkan kejadian demi kejadian tadi siang. Saat awal menyapa Kwirn, menyampaikan kendala satu persatu sambil berusaha menyembunyikan rasa canggungnya agar didepan Kwirn terlihat biasa saja. Membayangkan senyumnya yang penuh ketulusan dan sesekali matanya menatap seolah mengajak berdiskusi dengan nyaman. Tutur bahasanya yang lugas dan penyampaian yang sederhana padahal pekerjaan yang cukup sulit, mebuat Cy kagum dengan Kwirn.

Keesokan harinya Cy hendak pergi ke luar kota dan Kwirn mengantar ke stasiun. Satu jam sebelum keberangkatan, Cy dan kwirn sudah sampai di stasiun sambil menunggu waktu keberangkatan tiba, Cy dan kwirn bercerita banyak hal mengenai perkuliahan hingga tak terasa mendekati waktu keberangkatan. Kwirn mengajak obrolan serius dan menyampaikan awal pertemuan dengan Cy yang meninggalkan kesan bagi kwirn. Perasaannya terhadap Cy tidak bisa dihindari, tumbuh rasa cinta dan mengungkapkannya bahwa kwirn mencintai Cy. Kemudian Kwirn memberikan bingkisan kotak sebagai kenangan darinya.

“Mohon perhatian kepada seluruh penumpang kereta kertajaya akan segera diberangkatkan” pengumuman yang menandakan Cy segera berangkat. Cy bergegas menaiki kereta dan belum sempat merespon ungkapan kwirn.

Sepanjang perjalanan Cy selalu mengingat Kwirn, terekam jelas setiap kejadian dengan Kwirn. Senyumnya, tertawanya, dan bercandanya yang berhasil menghilangkan kecanggungan. Teringat jelas ketika Kwirn menyampaikan rasa cinta dengan tatapan matanya seolah mengisyaratkan bahwa cinta yang diberikan penuh ketulusan. Rasa rindu pada Kwirn pun tidak dapat dihindari. Semakin ingin menghindar rasa rindunya, semakin nyata kerinduannya. Andai waktu keberangkatan bisa melambat Cy ingin mengungkapkan bahwa ia juga mencintainya.

Komentar